Pengertian Employee Attrition
Employee attrition merupakan kondisi dimana jumlah karyawan dalam perusahaan mengalami penurunan, baik karena karena pengunduran diri, pensiun atau sakit, meninggal dunia, maupun disebabkan oleh keputusan perusahaan untuk melakukan PHK.
Sehingga employee attrition ini juga dapat disimpulkan sebagai proses dimana karyawan meninggalkan perusahaan baik secara sukarela maupun tidak pada satu periode kerja. Hal ini menjadi sebuah fenomena normal dan tidak terhindarkan bagi setiap perusahaan.
Namun meskipun demikian employee attrition ini juga dapat beresiko jika angka yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Oleh karena itu untuk mencegah resiko tersebut para HRD melakukan pengelolaan karyawan untuk dapat mengetahui besaran angka employee attrition di perusahaan.
Penyebab Employee Attrition
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya employee attrition, baik dari karyawan itu sendiri maupun dari perusahaan. Adapun penyebab terjadinya employee attrition adalah sebagai berikut ini:
1. Kondisi Kerja yang Kurang Memuaskan
Pada umumnya penyebab banyaknya employee attrition dalam perusahaan adalah karena kondisi kerja yang dirasa kurang memuaskan bagi karyawan. Ketidakpuasan kerja inilah yang mendorong rasa malas hingga pengunduran diri karyawan dari perusahaan. Ada banyak faktor yang membuat tidak puas bekerja, seperti kurangnya kesempatan pengembangan karir, lingkungan kerja yang tidak kondusif, ataupun kebijakan perusahaan yang tidak memadai. Hal tersebut jika dibiarkan dalam waktu berkepanjangan tentunya dapat menyebabkan tidak baik bagi perusahaan.
2. Kompensasi yang Tidak Memadai
Penyebab terjadinya employee attrition yang selanjutnya adalah karena kompensasi yang tidak memadai. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang banyak dikeluhkan karyawan dalam perusahaan. Tentunya bagi sebagian besar karyawan gaji, tunjangan, dan kompensasi lainnya merupakan faktor utama bagi karyawan untuk mempertahankan suatu pekerjaan dalam perusahaan. Oleh karena itu, jika dalam suatu perusahaan tidak memiliki kompensasi yang memadai, maka karyawan akan lebih mudah untuk mencari pekerjaan ditempat lain dengan penawaran yang lebih baik.
3. Ketidaksesuaian Karyawan dengan Pekerjaan
Sebagian karyawan juga dapat meninggalkan perusahaan dikarenakan ketidak sesuaian antara minat dan bakatnya dengan posisi pekerjaan yang dijalankan saat itu. Karyawan dengan minat, bakat, keterampilan, dan nilai-nilai yang berbeda dengan posisi kerja karyawan dapat memicu stress dan masalah lain baik bagi karyawan tersebut maupun dengan karyawan lainnya. Hal itulah yang membuat karyawan kehilangan semangat hingga memutuskan meninggalkan perusahaan tersebut untuk mencari peluang karir baru.
4. Reorganisasi / Restrukturisasi
Employee attrition juga dapat disebabkan karena reorganisasi atau restrukturisasi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini memungkinkan terjadinya beberapa keputusan terkait karyawan, seperti freeze hiring ataupun menghilangkan beberapa posisi management.
5. Pemutusan Hubungan Kerja
Penyebab yang selanjutnya juga dapat disebabkan karena Pemutusan Hubungan kerja, Pemutusan hubungan kerja ini juga dapat terjadi dikarenakan berbagai faktor, seperti kinerja karyawan yang tidak maksimal sehingga perusahaan yang sedang mengalami masalah keuangan, sehingga harus mengurangi jumlah karyawan dalam perusahaan.
Jenis-Jenis Employee Attrition
1. Voluntary Attrition ( Attrition Sukarela)
Jenis employee attrition ini terjadi ketika karyawan secara sukarela memilih meninggalkan perusahaan mereka tanpa paksaan dari pihak manapun, pada umumnya disini karyawan memiliki alasan pribadi yang membuatnya memilih meninggalkan perusahaan.
2. Involuntary Attrition ( Attrition Tidak Sukarela)
Berbeda dengan voluntary attrition, in voluntary attrition ini terjadi ketika perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawan mereka, sehingga disini hubungan kerja berakhir atas keputusan perusahaan. Pihak perusahaan juga memiliki alasan tersendiri untuk memutuskan hubungan kerja tersebut.
3. Functional Attrition ( Attrition Fungsional)
Jenis yang selanjutnya merupakan fungsional attrition yang berarti karyawan meninggalkan perusahaan karena ketidaksesuaian antara minat, bakat dan keterampilan karyawan dengan posisi atau bagian yang mereka kerjakan.
4. Dysfunctional Attrition ( Attrition Disfungsional )
Jenis yang terakhir adalah dysfunctional attrition, disini karyawan dengan kompetensi tinggi akan memilih meninggalkan perusahaan untuk mencari peluang karir baru. Namun pada perusahaan cenderung mengalami kerugian dengan kehilangan karyawan yang bertalenta.
Penutup
Employee attrition merupakan hal yang umum terjadi dalam setiap perusahaan, meskipun demikian HR tentunya juga perlu mengetahui penyebab dan jenis- jenisnya agar nantinya mampu mengambil langkah-langkah tepat mengurangi tingkat attrition dan juga mempertahankan bakat-bakat terbaik dalam perusahaan.
Agar anda dapat lebih fokus dalam mengelola karyawan anda, maka disini anda memerlukan bantuan sistem HR otomatis. Salah satu aplikasi absensi yang membantu HR dalam mengelola karyawan adalah aplikasi Presensi by GUGU. Dengan berbagai fitur terbaik dari Presensi dapat memudahkan anda dalam mengelola semua karyawan dalam perusahaan, mulai dari pengelolaan kehadiran karyawan, izin/cuti, lembur, kunjungan sales, kasbon, klaim beban/reimbursement, hingga perhitungan payroll secara otomatis. Berbagai fitur tersebut juga dapat anda nikmati secara gratis selama masa uji coba 2 bulan atau 12 bulan. Segera daftarkan perusahaan anda dan nikmati kemudahannya!
